Laman

Shorof 3 : Pembagian tashrif

Posted on | By Ryper | In

Pada pelajaran sebelumnya, kita telah menyebutkan wazan-wazan fi’il yang dipakai dalam bahasa arab, adapun penjelasan dari pembagian tiap wazan adalah sebagai berikut :

1. فَعَلَ (fa’ala) dinamakan fi’il madhi, artinya seorang laki-laki telah berbuat.
Fi’il madhi maksudnya adalah perbuatan yang telah lalu atau yang telah dikerjakan.

2. يَفْعُلُ (yaf’ulu) dinamakan fi’il mudhori’, artinya seorang laki-laki sedang atau akan berbuat.
Fi’il mudhori’ maksudnya adalah perbuatan yang sedang dikerjakan atau akan dikerjakan.


3. فَعْلاً (fa’lan) dinamakan masdhar, artinya perbuatan.
Masdhar maksudnya adalah sumber dari kata, dalam bahasa inggris biasa disebut dengan gerund.

4. فَاعِلٌ (faa’ilun) dinamakan isim fa’il, artinya orang yang melakukan perbuatan.
Isim fail maksudnya adalah nama bagi yang berbuat atau yang mengerjakan perbuatan, pelaku (subjek) dari suatu pekerjaan.

5. مَفْعُوْلٌ (maf’uulun) dinamakan isim maf’ul, artinya orang yang dikenai perbuatan (objek).

6. اُفْعُلْ (uf’ul) dinamakan fi’il amr, artinya hendaklah engkau seorang laki-laki berbuat.
Fi’il amr maksudnya adalah kata yang digunakan untuk memerintah.

7. لاَ تَفْعُلْ (laa taf’ul) dinamakan fi’il naahi, artinya janganlah engkau seorang laki-laki berbuat.
Fi’il naahi maksudnya adalah perbuatan larangan atau kata yang digunakan untuk melarang.

8. مَفْعَلٌ (maf’alun) bisa dinamakan isim zaman dan juga isim makan, karena polanya yang sama, artinya waktu atau tempat terjadinya perbuatan.

9. مِفْعَلٌ (mif’alun) dinamakan isim alat, artinya alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.

Dari kesembilan pembagian tashrif ini, maka setiap katanya dapat ditashrif kembali menjadi beberapa bagian, seperti pada fi’il madhi dan mudhori’ yang bisa ditashrif kembali menjadi 14 bagian sebagaimana telah kita bahas pada pembagian fi’il. Begitu pula pada isim fa’il, isim maf’ul, mashdar dan lainnya bisa ditashrif lagi menjadi beberapa bagian. Untuk pembahasannya pada pelajaran berikutnya.

Dari hal ini, kita ketahui bahwa suatu kalimat dalam bahasa arab dapat dirubah menjadi 9 bentuk di atas, sehingga untuk membuat satu jumlah, kita bisa denga hanya menggunakan satu kalimat saja.

Contoh :
Dengan menggunakan kalimat ضرب (dhoroba) saja, kita bisa membuat satu jumlah, seperti :

ضَرَبَ ضَارِبٌ مَضْرُوْبًا مِضْرَبًا مَضْرَبًا

Artinya :
seorang pemukul memukul orang yang dipukul dengan alat memukul di tempat pemukulan.

Begitu pula pada kata-kata yang lainnya..


Semoga dapat dipahami..

Comments (4)

nice post... love it

bagus banget!!!!!!!!!!! mohon dikasih penjelasan dan contoh yang lebh lengkap terimakasih!

sangat bagus,,izin copy ya,,

ALHAMDULILLAH.. SUKRON KASIRON..

Posting Komentar